Kabupaten Lumajang, Jawa Timur memiliki 12 jenis risiko bencana yang dapat terjadi kapan saja. Secara geografis, Kabupaten ini dikelilingi oleh dua gunung berapi, yaitu Gunung Semeru dan Gunung Lemongan.
Selain itu, terdapat sungai, hutan, dan laut di wilayah ini. Kondisi ini membuat Lumajang tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga rentan terhadap bencana alam.
Patria Dwi Hastiadi selaku Kepala BPBD Lumajang menyatakan bahwa dari 14 jenis risiko bencana di Jawa Timur, 12 di antaranya terdapat di Lumajang.
BPBD Lumajang mengklasifikasikan 12 risiko bencana ini menjadi tiga kelompok. Pertama, bencana geologi. Kedua, bencana hidrometeorologi. Ketiga, bencana biologi.
Patria menjelaskan bahwa bencana geologi meliputi gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi, tanah longsor, dan likuefaksi atau penurunan kekuatan tanah. Selanjutnya, bencana hidrometeorologi meliputi banjir, banjir bandang, kekeringan, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, serta kebakaran hutan dan lahan. Sedangkan bencana biologi mencakup wabah penyakit menular.
“Jadi, dari 14 risiko bencana di Jawa Timur, 12 di antaranya terdapat di Lumajang. Ini yang harus kita antisipasi,” ujar Patria pada Kamis (25/7/2024).
Patria menambahkan bahwa saat ini mereka sedang merancang buku panduan penanggulangan bencana. Buku ini akan menjadi pedoman utama bagi petugas bencana dari pemerintah maupun relawan yang datang untuk membantu.
Menurutnya, meskipun bencana di Lumajang sebagian besar disebabkan oleh faktor alam yang tidak dapat diprediksi, upaya untuk mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian materiil tetap harus dilakukan.
“Saat ini kami tidak lagi fokus pada bagaimana mengatasi bencana, tetapi lebih pada bagaimana meminimalkan korban jiwa dan kerugian materiil,” tegasnya. (IND/SAN)