Gunung Semeru di Jawa Timur mengalami beberapa letusan pada Jumat (26/7/2024) dengan ketinggian letusan mencapai antara 300 hingga 800 meter di atas puncak gunung.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 05.19 WIB dengan ketinggian letusan abu vulkanik sekitar 300 meter di atas puncak. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu dan teramati dengan intensitas sedang menuju barat daya.
Beberapa menit kemudian, tepatnya pukul 05.50 WIB, gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang ini mengalami erupsi lagi. Tinggi kolom abu mencapai sekitar 600 meter di atas puncak dengan warna abu putih hingga kelabu dan intensitas sedang ke arah selatan.
Pada pukul 06.14 WIB, Gunung Semeru kembali meletus dengan tinggi kolom abu sekitar 700 meter di atas puncak.
Sigit Rian Alfian selaku Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru mengungkapkan bahwa kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur dan tenggara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 96 detik.
Erupsi terakhir terjadi pada pukul 08.59 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai 800 meter di atas puncak gunung.
Kolom abu yang teramati berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas yang meningkat ke arah tenggara dan selatan. Erupsi tersebut tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan berlangsung selama 127 detik.
“Erupsi berikutnya terjadi pada pukul 12.22 WIB. Visualisasi letusan tidak dapat diamati. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih terus berlangsung,” jelasnya.
Gunung Semeru saat ini berada pada status Waspada atau Level II. Oleh karena itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi. Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga 8 km dari puncak (pusat erupsi).
Selain itu, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) sepanjang Besuk Kobokan karena ada potensi terpapar awan panas dan aliran lahar yang dapat menjangkau hingga 13 km dari puncak.
Masyarakat diharapkan tidak beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena berisiko terkena lontaran batu (pijar).
Selain itu, penting untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berasal dari puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (IND/SAN)